A.
SEJARAH PERKEMBANGAN
MANAJEMEN MUTU
Proses perkembangan
menuju era mutu merupakan proses yang cukup panjang dengan melewati berbagai
pengalaman dan pendekatan metode yang bermacam-macam. Perkembangan mutu yang
terjadi tidak lepas dari awal perubahan era menuju era industri dimana mulai
dipergunakannya mesin-mesin untuk membantu proses produksi. Secara garis
besar perkembangan atau evalusi mutu adalah sebagai berikut:
1. Era Tanpa Mutu
2. Era Inpeksi
3.
Era Pengendalian Mutu
4.
Era Jaminan Mutu
5.
Era Manajemen Mutu Terpadu
6.
Era Sistem Manajemen Mutu (ISO)
1.
Era Tanpa Mutu
Merupakan era dimana persaingan belum terjadi oleh karena produsen
atau pemberi pelayanan belum banyak, sehingga pelanggan pun belum diberi
kesempatan untuk memilih. Hal ini terjadi pula pada organisasi pemberi
pelayanan publik. Pada lembaga pelayanan publik yang dikelola oleh pemerintah,
masyarakat sebagai pelanggan tidak diberikan hak untuk menuntut mutu pelayanan
yang lebih baik atau yang diharapkan. Keadaan ini menyebabkan mutu pelayanan
organisasi publik belum menjadi penilaian pengguna hanya mengutamakan yang
penting ada dan dapat dipergunakan saja.
2.
Era Inpeksi
Era ini dimulai oleh perusahaan – perusahaan yang memproduksi
barang, hal ini terjadi karena mulai adanya persaingan antar produsen. Dengan
demikian tiap perusahaan mulai melakukan pengawasan terhadap produknya. Pada
era ini juga mulai dilakukan pemilahan mutu barang yang dilakukan melalui
inspeksi. Namun mutu produk hanya pada atribut yang melekat pada produk. Oleh
karena itu mutu hanya dipandang produk yang rusak, cacat atau hanya pada
penyimpangan dari atribut yang sehartusnya melekat pada produk tersebut. Era
ini menekankan pada deteksi masalah, keseragaman produk serta pengukuran dengan
alat ukur yang dilaukan oleh yang berfungsi menginpeksi Fokus perusahaan
terhadap mutu belum besar dan terbatas pada produk akhir yaitu dilihat yang
cacat atau rusak yang dibuang sedang yang baik yang dilepas ke konsumen.
Era inspeksi ditandai dengan perhatian yang rendah dari pihak
manajemen terhadap mutu produk. Tanggung jawab terhadap mutu produk
didelegasikan pada departemen inspeksi yang bertugas hanya pada pendeteksian
dan penyisihan produk yang tidak memnuhi sysrat kualitas dari produk yang baik.
Pada era ini belum ada perhatian terhadap kualitas proses dan sistem untuk merealisasikan
produk tersebut.
3.
Era Pengendalian Mutu
Era Pengendalian Mutu dimulai sekitar tahun 1930 an. Era ini disebut
juga era stastical control, yang lebih menekankan pada pengendalian,
keseragaman produk dan pengurangan aktivitas inspeksi serta dilakukan
Departemen Teknis dan Departemen Inspeksi. Pada era ini pula diperkenalkan
pandangan baru terhadap konsep Walter A Shewart, .Menurut pandangan ini mutu
produk merupakan serangkaian karakteristik yang melekat pada produk yang dapat
diukur secara kuantitatif.
Di Era statitical quality control atau jaman pengendalian mutu,
manajemen telah mulai memperhatikan pentingnya pendeteksian yaitu dengan cara
departemen inspeksi sudah mulai dilengkapi dengan alat dan metode statistik di
dalam mendeteksi penyimpangan yang terjadi dalam atribut produk yang dihasilkan
dari proses produksi. Terdapat perubahan dalam penanganan mutu produk yaitu
hasil detetksi yang secara statistikal dari penyimpangann mulai dipergunakan
oleh departemen produksi untuk memperbaiki proses dan sistem produksi.
4.
Era Jaminan Mutu
Era jaminan mutu ini dimulai pada sekitar tahun 1960-an yang
menekankan pada koordinasi, pemecahan masalah secara proaktif.. Pada era ini
mulai dikenal adanya konsep total Quality Control (TQC) yang diperekenalkan oleh
Armand F pada tahun 1950. Jaminan mutu merupakan seluruh perencanaan dan
kegiatan sistimatik yang diperlukan untuk memberikan suatu keyakinan yang
memadai bahwa suatu barang atau jasa dapat memenuhi persyaratan mutu.
Jaminan mutu merupakan bagian dari manajemen mutu yang difokuskan
pada peningkatan kemampuan untuk memenuhi persyaratan mutu. Oleh karena itu
jaminan mutu dilaksanakan secara berkesinambungan sistimatis, objektif dan
terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab, masalah mutu pelayanan
berdasarkan standar yang telah ditetpakan dan selanjutnya menetapkan serta
melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia,
menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran tindak lanjut untuj lebih
meningkatkan mutu pelayanan. (Azwar, 200) .
Sejak era inilah peran manajemen mulai diperhitungkan untuk terlibat
dalam penentuan dan penanganan mutu produk. Selain itu dalam era jaminan mutu
ini pula mulai diterapkan bukan hanya pada industri manufaktur, tetapi juga
pada industri jasa.
Di Indonesia era ini berkembang ditandai dengan dibentuknya Gugus Kendali Mutu (GKM) di masing - masing bagian atau divisi pada setiap organisasi. Kegiatan GKM ini diprakarsai oleh Departemen Perindustrian dan Departemen Tenaga Kerja, kemudian diikuti oleh Departemen Kesehatan dan Departemen Lainnya.
Di Indonesia era ini berkembang ditandai dengan dibentuknya Gugus Kendali Mutu (GKM) di masing - masing bagian atau divisi pada setiap organisasi. Kegiatan GKM ini diprakarsai oleh Departemen Perindustrian dan Departemen Tenaga Kerja, kemudian diikuti oleh Departemen Kesehatan dan Departemen Lainnya.
Pada era ini GKM digalakkan
bukan hanya secara parsial, tetapi lebih bersifat nasional. Hal ini terlihat
dengan dilakukannya konvensi GKM tingkat kabupaten, tingkat provinsi dan
tingkat nasional.
Menyimak konsep era Statistical Control ini dapat diterapkan tidak
hanya pada parusahaan manufaktur, maka sejak era ini pula Manajemen Mutu mulai
diterapkan pada organisasi non barang atau organisasi jasa, seperti pada rumah sakit, puskesmas dan lain-lain
5.
Era Manajemen Mutu Terpadu
Total Quality Management (TQM) dimulai pada tahun 1980 – an, era ini
menekankan pada manajemen stratejik. TQM merupakan suatu sistem yang berfokus
kepada orang yang bertujuan untuk meningkatkan secara berkesinambungan kepuasan
pelanggan pada titik penekanan biaya agar sama dengan biaya yang sesungguhnya
untuk menghasilkan dan memberikan pelayanan. TQM juga sebuah upaya untuk
mencapai keunggulan kompetitif serta mengutamakan kebutuhan pasar dan konsumen
yang dilakukan oleh setiap orang dalam organisasi dengan leadership yang kuat
dari pimpinan.
Management mutu terpadu atau Total Quality Management disebut pula
Continous Quality Improvemnt (CQI). Total Quality yang berarti komitmen dan
pendekatan yang digunakan secara terus menerus untuk meningkatkan setiap proses
pada setiap bagian organisasi.
Kegiatan tersebut bertujuan
untuk memenuhi bahkan melampui harapan dan outcome dari customer. Tujuan dari
diterapkan TQM perlu adanya perubahan budaya serta komitmen dari seluruh
jajaran mulai pimpinan puncak sampai level terbawah.
Agar TQM dapat berkelanjutan maka organisasi harus didukung oleh
budaya yang mendukung yang menekankan pada kerja kelompok, pemberdayaan dan partisipasi
karyawan, peningkatan terus menerus fokus pada pelanggan serta kepemimpinan
yang tepat. Prinsip TQM secara keseluruhan proses produk maka titik beratnya
pada penanganan kualitas pada seluruh aspek organisasi
6.
Era Sistem Manajemen Mutu (ISO)
Era ini dimulai pada
sekitar tahun 1943 yaitu pada masa perang dunia II, dimana sekutu mulai
mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan peledak Hal ini terkait dengan mutu
bahan peledak untuk keperluan militer terutama oleh pasukan Inggris.
Berdasarkan keadaan
tersebut pihak militer Inggris mengembangkan serangkaian standar yang secara
umum dapat menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menyediakan produk
bermutu tinggi serta konsisten bagi kepentingan bahan militer . Pada akhir
tahun 1960, disusun standar sistem mutu AQAP (Allied Quality Assurance
Publicators) yaitu pengembangan standar yang sudah ada sebagai sistem kendali
dengan tujuan utamanya adalah untuk mengendalikan pemasok dalam pemenuhan
persyaratan.
Pada tahun 1979
anggota ISO untuk Inggris yaitu Britihs Standard Institute, menyerahkan
proposal kepada ISO agar dibentuk suatu komite teknis baru untuk menyiapkan
standar internasional yang berkaitan dengan teknik dan praktik penjaminan mutu,
maka dibentuklah komite teknis baru dengan nomor ISO/TC 176. Sebagai hasil
kerja ISO/TC 176, pada tahun 1987 dipublikasikan seri standar ISO 9000 yaitu
sistem manajemen mutu yang merangkum sebagian besar standar sebelumnya
disamping peningkatan dan penjelasan standar baru.
Dampak nyata dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang paling nyata adalah
semakin hilangnya batas-batas negara yang biasa disebut dengan globalisasi.
Globalisasi berdampak pada kuatnya iklim persaingan antara berbagai macam
bidang yang dahulunya mampu di proteksi oleh peraturan suatu negara. Iklim
persaingan yang semakin kuat tersebut menuntuk keharusan agar semua organisasi
yang ada harus mampu membuat produk yang bermutu.
Organisasi, yang merupakan
salah satu sistem sosial umat manusia yang tidak dapat menghindari dampak dari
kemajuan tersebut. Organisasi dituntut untuk memenuhi tuntutan tersebut, untuk
itulah dibutuhkan kapasitas manajemen dengan karakteristik;
1.
Bergerak secara lebih efektif atas dasar visi dan misinya
2.
Selalu berusaha memenuhi pelanggan
3.
Kegiatannya bersifat proaktif
4.
Mengejar daya saing
5.
Anggotanya lebih tekun bekerja (industrious)
6.
Anggotanya harus lebih giat berusaha (entreprising)
7.
Pimpinannya mau mengerahkan seluruh karyawan dengan pemberdayaan (empowerment),
pimpinannya mendorong karyawan untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan
kecakapan supaya mutakhir dan relevan dengan tugas
8.
Perencanaannya terpadu, pelaksanaan dan pengendalian
terdesentralisasi (Hardjosoedarmo, 1997).
B.
Pengertian Manajemen Mutu
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement,
yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum
memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker
Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W.
Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan
dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas
yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
C.
Prinsip Pengembangan Manajemen Mutu
Prinsip pengembangan manajemen
mutu terdiri dari :
1.
Fokus pada
pelanggan
Mutu berdasarkan pada konsep bahwa
setiap orang mempunyai pelanggan dan bahwa kebutuhan dan harapan pelanggan
harus dipenuhi setiap saat kalau organisasi/perusahaan secara keseluruhan
bermaksud memenuhi kebutuhan pelanggan eksternal (pembeli).
2. Perbaikan proses
Konsep perbaikan terus menerus
dibentuk berdasarkan pada premisi suatu seri (urutan) langkah-langkah kegiatan
yang berkaitan dengan menghasilkan output seperti produk berupa barang dan
jasa. Perhatian secara terus menerus bagi setiap langkah dalam proses kerja
sangat penting untuk mengurangi keragaman dari output dan memperbaiki
keandalan. Tujuan pertama perbaikan secara terus menerus ialah proses yang
handal, dalam arti bahwa dapat diproduksi yang diinginkan setiap saat tanpa
variasi yang diminimumkan. Apabila keragaman telah dibuat minimum dan hasilnya
belum dapat diterima maka tujuan kedua dari perbaikan proses ialah merancang
kembali proses tersebut untuk memproduksi output yang lebih dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan, agar pelanggan puas.
3. Keterlibatan total
Pendekatan ini dimulai dengan kepemimpinan
manajemen senior yang aktif dan mencakup usaha yang memanfaatkan bakat semua
karyawan dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu keunggulan kompetitif
(competitive advantage) di pasar yang dimasuki. Karyawan pada semua tingkatan
diberi wewenang/kuasa untuk memperbaiki output melalui kerjasama dalam struktur
kerja baru yang luwes (fleksibel) untuk memecahkan persoalan, memperbaiki
proses dan memuaskan pelanggan. Pemasok juga dilibatkan dan dari waktu ke waktu
menjadi mitra melalui kerjasama dengan para karyawan yang telah diberi
wewenang/kuasa yang dapat menguntungkan organisasi/perusahaan. Pada waktu yang
sama keterlibatan pimpinan bekerjasama dengan karyaw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar